Ambisi Tiongkok Mengejar Ketertinggalan Teknologi Melalui Chip Semikonduktor

PiMagz – Embargo teknologi yang diterapkan pemerintahan Amerika Serikat terhadap Cina (Tiongkok) tidak mengurangi ambisi negara Tirai Bambu tersebut untuk menjadi salah satu pemimpin dalam industri semikonduktor. Namun, laporan terbaru dari perusahaan riset dan analisis teknologi Kanada, TechInsights, menunjukkan bahwa ambisi tersebut belum akan terwujud dalam waktu dekat ini.

Menurut TechInsights, Semiconductor Manufacturing International Corporation (SMIC), produsen chip terkemuka di Tiongkok, masih tertinggal beberapa generasi dari para kompetitor global, seperti TSMC atau Samsung. Meskipun Tiongkok telah menggelontorkan dana besar untuk meningkatkan produksi semikonduktor dalam negeri sebagai respons terhadap pembatasan perdagangan Amerika Serikat, bukti di lapangan menunjukkan bahwa SMIC belum mampu mengejar ketertinggalan teknologi mereka.

Dalam laporan yang diterbitkan pada baru-baru ini, TechInsights mengkonfirmasi bahwa sistem-on-chip (SoC) Kirin X90, yang digunakan laptop Huawei MateBook Fold dan MateBook Pro, masih mengadopsi proses produksi 7nm N+2 milik SMIC. Teknologi proses yang berusia dua tahun alias belum melalui produksi node proses 5nm yang lebih canggih.

Temuan ini meredam spekulasi tentang kemajuan teknologi Tiongkok dalam semikonduktor, tetapi juga menyoroti tantangan besar yang dihadapi SMIC dalam mengejar raksasa semikonduktor seperti TSMC (Taiwan) dan Samsung (Korea Selatan).

Ambisi Tiongkok dan hambatan perdagangan AS

Tiongkok telah menjadikan pengembangan industri semikonduktor sebagai prioritas nasional, terutama setelah pembatasan perdagangan yang diberlakukan oleh Amerika Serikat. AS telah membatasi akses perusahaan Tiongkok, termasuk Huawei dan SMIC, ke teknologi dan peralatan canggih yang diperlukan untuk memproduksi chip mutakhir.

Hal ini mendorong Tiongkok untuk mempercepat upaya membangun rantai pasok semikonduktor yang mandiri melalui inisiatif seperti “Made in China 2025”. Namun, laporan TechInsights menunjukkan bahwa meskipun ada kemajuan, SMIC masih berjuang untuk bersaing di level teknologi terkini.

Proses 7nm N+2 yang digunakan SMIC adalah langkah maju dibandingkan dengan node 14nm yang mereka kuasai beberapa tahun lalu, tetapi tetap tertinggal dari node 3nm atau 2nm yang sudah mulai digunakan oleh TSMC dan Samsung. Node yang lebih kecil memungkinkan chip untuk menjadi lebih hemat daya, lebih cepat, dan lebih padat, yang sangat penting untuk aplikasi seperti smartphone, AI, dan cloud computing.

Ketertinggalan ini berarti produk-produk Tiongkok, termasuk perangkat Huawei, mungkin tidak dapat bersaing secara langsung dengan perangkat yang didukung oleh chip dari TSMC atau Samsung dalam hal performa dan efisiensi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *